Pembangunan Manusia dan Pendidikan Berbasis Budaya
Modernisasi (dan anaknya yaitu sistem informasi digital) telah berkembang luar biasa maju. Produk-produk digital telah berhasil menembus kodrat zaman, waktu, dan ruangnya. Teknologi cybernetic telah berhasil menjadi sumber informasi, sumber rujukan, wahana dan laboratorium tempat berbagai golongan dan kelompok orang bertemu dan berinteraksi. Tidaklah berlebihan apabila dikatakan teknologi digital telah merebut posisi manusia sebagai produsen budaya, termasuk manusia Indonesia.
Sesungguhnya, kita hidup juga dikelilingi dengan nilai-nilai budayayang menyatu sebagai miliknya dalam keseharian kehidupan. Bahkan hampir semua komunitas atau lokalitaspun masing-masing mengembangkan nilai-nilai budaya tersebut sesuai kebutuhannya sebagai “alat” agar bisa bertahan hidup bahkan mampu mengembangkannya. Namun, apakah nilai-nilai budaya yang menyatu sebagai miliknya tersebut telah berperan dalam dirinya, disitulah letak masalahnya.
Sementara itu dalam upaya pembangunan nasional, titik sentralnya adalah pada pembangunan manusia sebagai komponen paling penting untuk kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu mencapai kualitas manusia yang unggul, bermutu, bermartabat dan berdaya saing tinggi agar bisa mengelola seluruh sumberdaya Indonesia. Itulah kondisi yang bisa dibentuk oleh lingkungan seseorang di mana ia mulai tinggal, lalu berada dan berkembang, termasuk di dalamnya oleh proses pendidikan.
Renungan kita adalah masihkah ada jawaban dan jalan keluarnya, bagaimana manusia Indonesia dibentuk/diberikan pendidikan dengan berbasis budaya? Tulisan ini juga berusaha menjelaskan pentingnya manifestasi budaya dalam proses pendidikan di Indonesia pada umumnya.
Komentar:
ArrayKomentar menjadi tanggung jawab Anda sesuai UU ITE