Lincak

Ravik Karsidi: Perlu Revolusi Mental di Tengah Gempuran Teknologi

Gedung Auditorium, BERITA UIN  Krisis integritas dan maraknya tindak pidana korupsi di tengah era gempuran teknologi, menyebabkan perlunya revolusi mental. Hal tersebut disampaikan Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Ravik Karsidi pada acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2022 hari kedua di Auditorium Harun Nasution, Rabu (24/8/2022).

Ravik menuturkan, revolusi mental adalah gerakan mengubah cara berpikir, cara bekerja, dan cara hidup untuk perubahan menjadi lebih baik. Hal itu dapat dilakukan di antaranya melalui penguatan tiga nilai strategis instrumental, yaitu integritas, etos kerja, dan gotong royong.

Ditambahkan Ravik, generasi milenial akan menghadapi kondisi di mana terjadi benturan budaya, revolusi industri 4.0, globalisasi, dan kebutuhan domestik berupa peningkatan sumber daya manusia. Karena itu generasi minelial harus memiliki kemampuan adaptasi kecakapan esensial yang terdiri dari kemampuan berpikir kritis, berkolaborasi, komunikasi, dan kreativitas.

“Pada era 4.0 ini mahasiswa berada di zaman yang penuh perubahan yang sangat cepat (volatility), tidak menentu (uncertainly), sangat kompleks (complexity), dan terjadi banyak kebingungan (ambiguity),” paparnya.

Menurut Ravik, revolusi mental diperlukan Indonesia di tengah gempuran teknologi. Hal itu mengingat masih terdapat krisis integritas dan pandemi korupsi dalam penyelengaraan negara, lemahnya etos kerja, kreativitas, daya saing bangsa dibandingkan negara lain. Selain itu juga masih adanya krisis identitas yang ditandai dengan mulai melemahnya budaya gotong royong.

“Bicara revolusi mental, Indonesia memiliki lima program gerakan nasional revolusi mental. Di antaranya Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia Mandiri, dan Gerakan Indonesia Bersatu,” ujarnya.

Revolusi mental juga memiliki dampak untuk Indonesia berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

“Indonesia emas 2045 akan dipimpin oleh teman-teman mahasiswa. Apabila  revolusi mental melalui tiga nilai tadi dilakukan, maka Indonesia akan jaya di tangan kalian,” tutupnya.

Sumber: https://www.uinjkt.ac.id/ravik-karsidi-perlu-revolusi-mental-di-tengah-gempuran-teknologi/


Komentar:
Array

Komentar menjadi tanggung jawab Anda sesuai UU ITE

Ravik Karsidi

Ravik Karsidi adalah seorang Guru Besar Sosiologi Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Mendapat penghargaan Academic Leader Award – Rektor Terbaik Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum 2018 dari Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.

Related Articles

×