Profil
Ravik Karsidi (lahir di Sragen, Jawa Tengah, 07 Juli 1957) adalah seorang Guru Besar Sosiologi Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Mendapat penghargaan Academic Leader Award – Rektor Terbaik Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTNBLU) 2018 dari Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Ia juga mendapatkan penghargaan Honorary Citizen of City of Hartfort, Washington Country, Wisconsin, USA (1988).
Ravik Karsidi | |
Lahir | 07 Juli 1957
(umur 63 tahun) Sragen, Jawa Tengah |
Kebangsaan | Indonesia |
Pekerjaan | Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI (2020); Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (2016 – 2019); Rektor Universitas Sebelas Maret (2011 – 2019); Asesor Program Studi dan Institusi Perguruan Tinggi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (2003 – SEKARANG); Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kerja Sama/ Pengembangan Universitas Sebelas Maret (2003 – 2011); Ketua Lembaga Pengabdian Pada Masyakarat Universitas Sebelas Maret (2000 – 2003); Deputi Team Leader Proyek Pengembangan Kredit Mikro Bank Indonesia – ADB (1997 – 1999); Kepala Pusat Studi Pengembangan Pedesaan Universitas Sebelas Maret (1986 – 1989) |
Dikenal atas | Rektor PTN terbaik 2018 dan Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), |
Suami/Isteri | Dra. Handayani |
Anak | Agung Nur Probohudono, Ph.D, Akt, CA, Dewi Sari Pinandita, S.T., MBA, dr. Hanifiya Samha Wardhani |
Orang tua | Haji Sudoto (almarhum), Hj. Sukasih |
1. Kehidupan Masa Muda dan Pendidikan
Ravik Karsidi lahir di Desa Hadiluwih, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen Jawa Tengah (07 JUli 1957). Anak pertama dari enam bersaudara pasangan H. Sudoto dan Hj. Sukasih ini menghabiskan masa kecilnya di desa.
Setelah tamat sekolah dasar (SD) atau madrasah ibtidaiah (MI) di desanya, jalur pendidikan yang ditempuh Ravik selanjutnya dari setingkat sekolah menengah pertama sampai menengah atas—dari PGAP Negeri di Sragen Kota sampai PGAA atau Pendidikan Guru Agama tingkat Atas Negeri di Kota Solo—selalu mendapatkan ikatan dinas.
Selapas lulus dari PGAA, anak singkong ini bukan melanjutkan pendidikan dengan mendaftarkan diri ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Yogyakarta sebagai jalur pendidikan selanjutnya, tetapi justru memilih Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP).
Orang tuanya menghendaki agar Ravik kelak menjadi guru. Maksudnya, agar terjadi mobilitas sosial, dari anak petani diharapkan menjadi guru. Keluarganya justru kemudian memang banyak yang menjadi guru sampai akhirnya Ravik benar-benar mewujudkan mimpi orang tuanya menjadi seorang guru bahkan Guru Besar di sebuah perguruan tinggi ternama di tanah air sampai sekarang.
Jenjang pendidikan tinggi ditempuh mulai dari IKIP Surakarta yang kemudian melebur menjadi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret (1980). Pendidikan Magister (S2) ditempuh di Institut Pertanian Bogor bidang Studi Sosiologi Pedesaan untuk Studi Pembangunan (1994). Lima tahun kemudian gelar Doktor (S3) bidang studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan diraih di Institut Pertanian Bogor dengan predikat lulus cumlaude (1999).
2. Memimpin Universitas Sebelas Maret (UNS)
Kariernya di UNS diawali ketika mendapat surat keputusan (SK) pengangkatan menjadi dosen UNS pada Februari 1981, tepatnya menjadi staf pengajar Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Dalam perjalanan karier diawali sebagai Kepala Pusat Studi Pengembangan Pedesaan di Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS pada 1986-1989. Setelah lulus Doktor kemudian mendapat kepercayaan menjadi Ketua LPPM pada 2000 – 2003. Jabatan akademik tertinggi sebagai Guru Besar disandangnya pada tahun 2004.
Setelah itu segera masuk Gedung Rektorat menjadi Pembantu Rektor I selama dua periode (2003-2011), dan kemudian menjabat puncuk pimpinan (Rektor) UNS, selama dua periode (2011-2019). Ia merupakan Rektor UNS pertama yang berasal dari alumni UNS. Pengalaman berorganisasi sewaktu menjadi mahasiswa (Ketua Komisariat Himpunan Mahasiswa Islam Surakarta dan Dewan Mahasiswa) berpengaruh pada kharakter kepemimpinannnya saat menjabat rektor.
Semua itu, tentu telah membentuk kepribadian dan karakternya menjadi seperti sekarang. Ditambah pengalaman antara lain aktivitasnya di lembaga-lembaga yang digeluti selama ini termasuk di lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan sebagainya.
Di awal karier, ketika mulai mengajar dia sudah ditugasi fakultas untuk mengambil training di Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung agar menjadi konselor mahasiswa. Bahkan ia pernah menjadi Deputi Team Leader Proyek Pengembangan Kredit Mikro Bank Indonesia – ADB (1997 – 1999).
3. Merintis PMOI
Di jalur profesi, Ravik menginisiasi terbentuknya organisasi yang diberi nama Perhimpunan Mahasiswa Ortopedagogik Indonesia (PMOI). Ortopedagogik artinya pendidikan khusus. Di organisasi ini Ravik menjadi ketua umum yang pertama, karena dialah yang mendirikannya. Melalui organisasi ini juga telah memperluas spektrum Ravik. Karena, dari situ kemudian Ravik mengoordinasikan 11 perguruan tinggi (PT) di Indonesia. Jabatan ketua PMOI itu disandangnya selama dua tahun (1979-1980).
Bahkan, pada saat itu Ravik juga mendapat penghargaan dari rektor. Pada saat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (P & K) Daoed Yusuf, oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Dodi Tisna Amidjaya yang menggantikan sementara Rektor UNS karena saat itu Rektor sedang sakit, Ravik mendapat penghargaan sebagai perintis Ikatan Senat Mahasiswa Sejenis (ISMS).
Penghargaan itu karena jasa terbentuknya PMOI tadi. Dan, dengan PMOI itu mengilhami Dodi Tisna Amidjaya sebagai Dirjen Dikti untuk memberi penghargaan kepadanya sebagai perintis ISMS di Indonesia.
Oleh Dirjen Dikti, PMOI dikembangkan di tingkat kementerian. Maka, kemudian ada ikatan mahasiswa sejenis untuk beberapa program studi lainnya. Misalnya, ada ISMS untuk mahasiswa dari Fakultas Pertanian sehingga ada ISMS sesama mahasiswa pertanian. Begitu pula untuk jenis keilmuan lainnya.
4. Kampus Benteng Pancasila
Selama menjabat Rektor UNS dua periode (2011-2019) banyak ide dan inovasi yang telah dihasilkan untuk kemajuan dunia pendidikan khususnya UNS. Dalam konteks pengajaran ia telah menjadikan kampus UNS sebagai “Kampus Benteng Pancasila”. Didasari oleh pemikirannya bahwa kampus adalah Indonesia mini dimana latar belakang civitas akademika terutama para mahasiswa yang datang belajar ke UNS berasal dari berbagai latar belakang agama dan budaya di Indonesia dan bahkan dari mancanegara.
Untuk mewujudkan nilai kesetaraan maka ia membangun tempat-tempat ibadah untuk semua agama resmi di Inonesia. Dalam satu wilayah di kampus dijadikan wilayah pengamalan Pancasila dimana di wilayah itu ada masjid, gereja, pura, vihara, dan klenteng untuk pelaksanaan peribadatan umat terutama civitas akademika UNS. Berkat komitmennya menjaga pluralitas dan kesetaraan dan keadilan akhirnya terwujud UNS menjadi satu-satunya kampus di Indonesia yang memiliki tempat ibadat paling lengkap untuk semua agama.
Disamping itu, sebagai rektor telah mengambil kebijaksanaan untuk tetap mengadakan kuliah Pancasila sebagai mata kuliah wajib disaat kampus-kampus lain di Indonesia tidak mencantumkan mata kuliah Pancasila. Sejak awal masuk sebagai mahasiswa UNS diwajibkan untuk mengikuti pembinaan sofsklill berupa Emotional Spiritual Quotient (ESQ) Training dengan tujuan agar sejak awal para mahasiswa selama belajar di UNS sudah memiliki kharakter unggul secara intelektual dan spiritual serta emosional.
5. Pengalaman Organisasi
Sejak menjabat rektor UNS telah banyak pengalaman organisasi disandangnya. Tiga tahun awal sejak menjabat rektor UNS telah dipercaya sebagai Ketua Umum Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial – HIPIIS (2013-2017). Pada tahun 2014 ia dipercaya sebagai Ketua Forum Rektor Indonesia- FRI yang dijabat sampai tahun 2015. Selanjutnya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Forum Rektor Indonesia (2015-2016) dan Ketua Dewan Penasehat Forum Rektor Indonesia (2019 – 2020).
Kepakarannya di bidang Penyuluhan Pembangunan menjadikan dirinya dipercaya sebagai Wakil Ketua Persatuan Ahli Penyuluhan Pembangunan (2012 – Sekarang). Sejak tahun 2017 dipercaya sebagai Anggota Dewan Riset Nasional – Komisi Sosial Humaniora, Pendidikan dan Kebudayaan (2017 – Sekarang). Masih banyak lagi pengalaman organisasi sosial kemasyarakatan dan keagamaan yang diikuti di baik di tingkat local, regional dan nasional.
6. Mengantarkan Berdirinya LTMPT
Ravik merupakan Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) yang pertama. LTMPT didirikan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi pada tahun 2018. Sejak dipercaya oleh Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MRPTNI) untuk menjabat sebagai Ketua Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) sejak tahun 2016 telah memimpin kepanitaan nasional itu dengan berbagai inovasi.
Pada masa kepemimpinannya, SNMPTN dan SBMPTN yang telah berlangsung bertahun-tahun itu kemudian dikembangkan menjadi sebuah lembaga penerimaan mahasiswa baru yang permanen yang disebut LTMPT di bawah Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang sekarang menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan adanya LTMPT tersebut sistem penerimaan mahasiswa baru khususnya PTN semakin terintegrasi dan akuntabel sehingga memberikan aksesibilitas yang mudah bagi anak-anak Indonesia yang akan melanjutkan kuliah.
7. Prestasi
Selama menjabat Rektor UNS bebagai penghargaan telah diraihnya didalam memajukan pendidikan khsusunya perguruan tinggi di Indonesia. Ia telah menjadikan UNS sebagai kampus yang terpandang di Indonesia. Sejak menjabat rektor telah dibuat Budaya Kerja yang disebut dengan UNS ACTIVE yang merupakan akronim dari Achievement Orientation, Customer Satisfaction, Teamwork, Integrity, Visionary dan Entrepreneurship. Enam nilai budaya kerja itu dijadikan sebagai evaluasi kinerja bagi dosen dan karyawan dan mahasiswa sehingga mengubah maindset civitas akademika UNS untuk berlaku sebagaimana nilai budaya kerja itu.
UNS ACTIVE dijadikan dasar penilaian kinerja bagi dosen dan karyawan serta mahasiswa. Bagi dosen dan karyawan yang berprestasi diberikan penghargaan misalnya para dosen yang berhasil menulis di jurnal internasional terindeks diberikan penghargaan berupa hadiah uang yang besarnya disesuaikan dengan tingkat kualitas jurnal yang ada.
Pada masa kempemimpinannya, UNS telah mengawali pemberian penghargaan bagi mahasiswa berprestasi dalam bentuk pemberian keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sampai pada pembebasan dari kewajiban UKT jika para mahasiswa UNS ada yang meraih prestasi di tingkat internasional.
Untuk meningkatkan prestasi akademik di UNS, ia telah melakukan inovasi sistem pembelajaran dengan Blended Learning disaat kampus-kampus lain belum banyak melaksanakan sistem tersebut. Perangkat lunak sistem pembelajaran dibuat semakin mudah misalnya diberlakukan dengan sistem Open Course Ware (OCW) dan Sistem Pembelajaran Daring (SPADA) yang diluncurkan pada 16 Agustus 2018.
Dalam bidang penataan lingkungan kampus, Ravik telah membuat kebijakan untuk menjadikan kampus ramah lingkungan (greencampus). Hasilnya, UNS menjadi kampus peringkat 5 terbaik kampus di Indoensia sebagai kampus ramah lingkungan menurut pemeringkatan UIGreenmatric (2017). Atas raihan prestasi itu, oleh pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, UNS tahun 2017 bersama 6 universitas lainnya ditetapkan sebagai kampus percontohan untuk kampus hijau atau kampus ramah lingkungan.
Ravik telah berhasil mengembangkan kawasan kampus di luar kampus induk mengingat perkembangan lahan untuk keperluan riset dan pendidikan perlu dilakukan. Pada tahun 2019 berkat usulannya kepada pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menghibahkan kawasan Hutan Gunung Bromo seluas 23 Ha di Kabupaten Karanganyar untuk pengembangan kampus UNS.
Sebagai rektor, Ravik menetapkan kawasan Hutan Gunung Bromo tersebut sebagai Unit Pelayan Teknis (UPT) Pendidkan dan Pelatihan Kehutanan KHDTK Gunung Bromo yang peresmiannya dilakukan oleh Dirjen Planologi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tanggal 3 November 2018.
Pada masa kepemimpinnnya, pada awal tahun 2017, dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti), UNS menyabet 3 penghargaan sekaligus di ajang Anugerah Humas PTN & PTS 2017 di kelompok Badan Layanan Umum (BLU). Anugerah tersebut meliputi Juara 1 Publisitas, Juara 2 Website, dan Juara 2 Media Sosial.
Ravik telah berhasil membawa UNS melejit dengan berbagai prestasi. Pada tahun 2018 pengakuan ranking institusi UNS, antara lain berupa: Peringkat 691 dunia atau peringkat 3 Indonesia menurut versi 4 International Colleges and Universities (4ICU), Peringkat 367 dunia atau 6 Indonesia dalam Ranking Web of Repositories atau peringkat 1.223 dunia atau peringkat 6 Indonesia dalam versi pemeringkatan Webometric Ranking Web of Universities.
UNS dibawah kepemimpinan Ravik juga dipercaya mendapatkan Proyek Pinjaman Hibah Luar Negeri/ Loan untuk Pengembangan Rumah Sakit Pendidikan UNS, yang dibiayai Islamic Development Bank (IDB) dan Saudi Fund Development (SFD) dengan total anggaran lebih dari Rp 700 Milyar Rupiah. Saat ini rumah sakit tersebut telah berdiri dan telah beroperasi sejak 28 Juni 2016 untuk melayani masyarakat, khususnya pelayanan kesehatan di bidang perumahsakitan sekaligus sebagai wahana pendidikan mahasiswa fakultas kedokteran untuk mengembangkan ilmunya tanpa mengabaikan penelitian dan pelayanan kepada masyarakat.
Berbagai prestasi yang telah diraih UNS pada masa kepemimpinannya, berbuah penghargaan bagi Ravik sebagai Academic Leader Award – Rektor Terbaik PTN BLU (2018) dari Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Republik Indonesia.
Satu hal yang tidak banyak dilakukan oleh perguruan tinggi lain yaitu penghargaan terhadap alumni berprestasi. Pada masa kepemimpinan Ravik, UNS mulai menetapkan penghargaan kepada alumni berperestasi setiap tahun yang diambil dari alumni berprestasi dari setiap fakultas yang telah menunjukkan prestasinya di masyarakat baik sebagai pejabat pemerintahan maupun swasta.
Penyampaian penghargaan terhadap alumni berprestasi dilakukan di rapat terbuka Sidang Senat Terbuka setiap perayaan Dies Natalis. Tujuan dari penghargaan bagi alumni berprestasi ini agar para alumni UNS selalu berorientasi prestasi saat berkaier di tengah-tengah masyarakat dan menjadi model panutan bagi generasi alumni UNS secara berkelanjutan.
8. Penghargaan
Kiprahnya yang mengagumkan di dunia pendidikan menjadikan Ravik mendapat banyak penghargaan dari pemerintah dan lembaga di luar negeri atas jasanya dan komitmennya terhadap dunia pendidikan. Tahun 1988 ia telah mendapat penghargaan Honorary Citizen of City of Hartfort, Washington County, Wisconsin, USA. Pada tahun 2006 pemerintah Republik Indonesia memberikan penghargaan Satya lencana Karya Satya 20 tahun pengabdian.
Pada tahun 2011 mendapat penghargaan dari Presiden RI berupa Satya Lencana Karya Satya 30 Tahun Pengabdian. Kemudian pada tahun 2012 memperoleh penghargaan Award Inclusion Education – sebagai Pimpinan Perguruan Tinggi yang Kreatif dan Inovatif dari Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI.
Tahun 2013 Presiden RI, memberikan penghargaan Satya Lencana Pembangunan Bidang Koperasi dan UKM. Ravik dinilai berhasil mendorong kemajuan pembangunan bidang koperasi dan UKM melalui dukungan riset dan pendidikan pendampingan kepada koperasi dan UKM yang teknisnya dilakukan oleh Pusat Studi Koperasi dan UMKM di bawah LPPM UNS.
Di akhir kepemimpinannya, pemerintah RI menganugerahkan Academic Leader Award – sebagai Rektor Terbaik PTN BLU (2018) yang diserahkan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Moh. Nasir).
9. Motto Hidup
Dalam perkembangannya mengarungi kisah perjalanan hidupnya hingga sekarang, Ravik mempunyai moto sebagaimana ditulis di beberapa tempat, dan barangkali juga ada beberapa orang lain yang menggunakan moto ini. Yakni, kita akan menjadi seperti apa yang kita pikirkan.
Di benak Ravik, sebagai orang yang ingin mengubah nasib diri dan keluarganya, apabila hanya seperti orang-orang tuanya dulu, berarti bisa dikatakan tidak berubah. Padahal, diakui Ravik, keinginan orang tuanya dulu hanya sederhana, ingin anaknya menjadi guru. Dan, harapan sang orang tua telah tercapai. Namun, bagi Ravik, berprinsip jangan sekadar mencapai itu. Kalau bisa melebihinya. Jadi, motto hidupnya sesuai hadis Nabi, man jadda wajada (kita akan menjadi seperti apa yang kita pikirkan).